was successfully added to your cart.

Tag

arabika - Aloya Coffee

Jangka Waktu Terbaik Menyimpan Kopi

By | Article | No Comments

Kapan saat terbaik minum kopi? Pagi, siang, sore, atau malam? Itu sih soal selera dan kebutuhan serta kondisi biologis masing-masing orang. Pasti pecinta kopi sudah paham waktu terbaik menyeruput kopi. Namun….., obrolan ini bukan tentang topik itu. Ini tentang jangka waktu terbaik bagi kopi untuk dikonsumsi, sebelum aromanya pudar.

Jika kopi dikonsumsi terlalu lama sejak diroasting,  maka aromanya akan berkurang dan rasanya menjadi agak hambar.  Aloya pernah mencoba kopi yang diroasting tiga bulan sebelumnya.  Walaupun  tersimpan di dalam wadah tertutup  rapat,  aromanya sudah tidak harum lagi.  Saat diseduh pun rasanya cenderung datar.
Kami pun menyimpulkan,  kesegaran kopi sangat berpengaruh pada rasa.
Namun, mengonsumsi kopi langsung setelah diroasting juga memebuat rasanya tidak maksimal.  Mengapa?  Karena kopi sedang dalam proses pelepasan gas karbondioksida dan gas lain,  atau biasa disebut proses degassing.  Proses degassing ini berlangsung beberapa jam setelah diroasting. (lihat artikel sebelumnya mengenai degassing).

Jadi,  kapan waktu terbaik menikmati kopi pascaroasting?  Banyak faktor yang memengaruhinya,  termasuk jenis kopi. Akan tetapi, secara umum waktu ideal mengonsumsi kopi adalah 4-21 hari setelah diroasting.

Pada beberapa percobaan dan pengalaman banyak orang,  kopi akan mengeluarkan rasa terbaik di dalam rentang waktu tersebut.  Setelah melebihi waktu tersebut,  biasanya terjadi penurunan aroma dan rasa.Beberapa produk kopi mencantumkan tanggal roasting pada kemasannya sebagai acuan untuk konsumen.  Tetapi ada juga yang tidak mencantumkan tanggal roasting,  sebaliknya yang ditulis adalah tanggal kadaluwarsa saja.  Pada umumnya, tanggal kadaluwarsa  ini dijumpai pada produk kopi yang dijual di supermarket.

Tanggal kadaluwarsa itu juga penting, khususnya bagi petugas dari dinas kesehatan dan atau Badan POM yang bertugas memantau itu. Wajar, karena mengonsumsi barang setelah kadaluwarsa tentulah berbahaya bagi kesehatan. Tubuh bisa keracunan. Produk konsumsi yang disetok memang harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa.

Aloya adalah produk kopi yang “menjual” kesegaran, sehingga hal yang terpenting adalah tanggal roasting. Kami baru meroasting kopi setelah konsumen memesannya. Bagi pecinta kopi, 200 gram kopi dalam kemasan kami akan habis dalam waktu beberapa pekan saja. Bagi pecinta berat kopi, satu kaleng kopi Aloya akan habis dalam dua pekan bahkan satu pekan. Kami jamin.
Kecuali kami menyetok, kami akan membubuhkan tanggal kadaluwarsa. Namun, jika konsumen membutuhkan tanggal kadaluwarsa, dengan senang hati kami akan membubuhkannya.
(Sumber: perfectdailygrind)

Profil Kopi “Single Origin” Aloya Coffee

By | News | No Comments

Banyak calon pelanggan yang bertanya mengenai rasa kopi tertentu,  juga perbedaan varian kopi yang satu dengan yang lain.  “Rasanya sepertinya sama saja,  pahit”. Ya iyalah.  Kopi.  Ya pahit.  Hehehe. Berikut ini profil kopi kami.  Mudah-mudahan membantu.

1. Arabika Gayo

Asal        : Bener Meriah

Ketinggian    : 1300 mdpl

Proses        : Semi Wash

Body        : Medium

Acidity        : Mild

Profil Rasa    : Coklat, Rempah, Earthy

Kopi Aloya Gayo berasal dari daerah Bener Meriah, Aceh. Daerah ini mempunyai ketinggian sekitar 1.300 mdpl. Kopi Gayo adalah salah satu jenis kopi Indonesia yang sudah dikenal di seluruh dunia. Kopi ini mempunyai rasa rempah dan coklat serta long aftertaste.

2. Arabika Simalungun

Asal        : Saribudolok

Ketinggian    : 1.400 mdpl

Proses        : Semi Wash

Body        : Medium – Full

Acidity        : Mild

Profil Rasa    : Brown Sugar, Herbal, Fruity

Kopi Aloya Simalungun berasal dari Saribudolok, Kabupaten Simalungun. Daerah dengan ketinggian 1.400 mdpl ini letaknya tidak jauh dari Danau Toba. Kopi ini mempunyai cita rasa hebal dan fruity dengan tingkat keasaman sedang.

Read More

Pascapanen Kopi: Proses Natural

By | Article | No Comments

Setelah sebelumnya kita ngobrol mengenai proses semi wash dalam pascapanen kopi, sekarang kita membahas proses natural. Proses natural disebut juga dengan metode kering karena sama sekali tidak menggunakan air.

Proses Natural adalah cara yang paling tua dan paling sederhana dalam proses pascapanen kopi. Metode ini pada umumnya digunakan di wilayah Afrika, seperti kopi-kopi dari Ethiopia.

Read More

Yuk Minum Kopi Mandheling

By | Article | No Comments

Suatu hari saya menawarkan Kopi Aloya kepada kawan Batak saya, marganya Siagian. Kami sore itu berbincang di kantin mahasiswa universitas negeri di Jakarta. “Kopinya apa saja?” tanya Bang Siagian. “Banyak, mostly dari Sumatera, bagian Batak, he-he-he. “Ada Mandheling, lalu ada….”. “Mandheling kan bukan Batak, ha-ha-ha,” potong Bang Siagian.

Ouch, salah omong. Saya pun ikut tergelak bersama Bang Siagian.

Read More

Mari Mengenal Proses Pasca Panen: Semi Wash

By | Article | No Comments

Kopi bubuk siap seduh yang ada di cangkirmu, atau roasted bean di grindermu, adalah hasil akhir dari serangkaian proses panjang. Proses itu melibatkan banyak orang dengan sejumlah peran. Petani, tentu saja adalah garda depan di jagat perkopian, sejak menanam bibit kopi, menunggunya tumbuh, memanen, hingga memroses pasca panen.

Singkat cerita, setelah buah kopi atau cherry coffee dipanen, ada beberapa cara untuk memrosesnya sebelum jadi green bean siap roasting. Proses pasca panen itu di antaranya natural, full wash, semi wash, dan honey.

Read More