was successfully added to your cart.

Yuk Minum Kopi Mandheling

By 14/12/2017Article

Suatu hari saya menawarkan Kopi Aloya kepada kawan Batak saya, marganya Siagian. Kami sore itu berbincang di kantin mahasiswa universitas negeri di Jakarta. “Kopinya apa saja?” tanya Bang Siagian. “Banyak, mostly dari Sumatera, bagian Batak, he-he-he. “Ada Mandheling, lalu ada….”. “Mandheling kan bukan Batak, ha-ha-ha,” potong Bang Siagian.

Ouch, salah omong. Saya pun ikut tergelak bersama Bang Siagian.

Banyak orang Mandailing menganggap mereka bukan bagian dari suku Batak, karena memiliki nenek moyang sendiri. Begitulah sejarah yang mereka percayai. Banyak perdebatan mengenai persukuan di Batak ini. Lebih baik kita tidak perlu memperpanjang pembahasan soal ini ya…..

Pada dasarnya Mandailing dan Batak Toba sama-sama memakai sistem marga. Mereka juga memiliki bahasa yang sama. Perbedaan bahasa kurang lebihnya seperti  bahasa orang Banyumas Jawa Tengah dengan Yogyakarta.

foto: bataksiana

 

Dari penelusuran sejarah, marga-marga Mandailing seperti Siregar, Lubis, dan Sormin sejatinya berasal dari Toba, sedangkan marga  seperti Hasibuan, Nasution, dan Pohan hanya ada di Mandailing. Orang Mandailing menerapkan filosofi batak yang paling dasar, yaitu dalihan na tolu atau tungku berkaki tiga.

Dalihan na tolu berarti kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat, darah, dan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok. Dalihan na tolu  ditentukan oleh tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial, meliputi tiga hal yang menjadi dasar bersama. (yang ini keterangannya sangat panjang…..)

Kalau mau tahu lebih banyak mengenai silsilah Batak ini,  baca saja buku Torombo Batak.

Nah, sebelum pemekaran wilayah, Mandailing menjadi bagian dari Tapanuli Selatan. Setelah pemekaran, kini bahkan ada daerah bernama  Madina atau Mandailing Natal.

 

Mandailing Natal

 

Sekarang, yuk kita bicara tentang kopi. Arabika Mandheling.

Kopi arabika Mandheling adalah kopi yang berasal dari Mandailing, tepatnya di Sipirok, satu daerah di ketinggian 1.100 di atas permukaan laut. Dengan keasaman sedang, arabika Mandheling memiliki sensasi rasa tobacco, chocolate, dan brown sugar.

Aloya Coffee menawarkan arabika Mandheling dengan green bean kualitas utama atau grade one, yang diproses secara semi wash. Tentu saja kami tidak akan meroasting sebelum dipesan, karena kami hanya memiliki kopi yang segar, fresh, seperti narasi kami, you order, we roast. Penasaran dengan arabika Mandheling?

Ada baiknya membaca testimoni dua orang yang sudah merasakan arabika Mandheling dari Aloya, yang tampaknya dikirim oleh teman baik.

Testimoni Syukron Amin, pengasuh Pondok Pesantren Ar-Risalah Mlangi Sleman DI Yogyakarta


Testimoni Hairus Salim, pegiat literasi dan perbukuan dari Yogyakarta

 

Sampai di sini dulu, ya,  obrolan kita mengenai Mandailing, penghasil  kopi arabika Mandheling. Kopi yang sangat layak dipertimbangkan secara gembira ria, untuk ditaruh di lemari kamu…. 🙂

Salam……. Majuah-juah………

Aloya Coffee

Author Aloya Coffee

1st Grade Fresh Coffee

More posts by Aloya Coffee

Leave a Reply